Jumat, 17 Juli 2020

Keselamatan dalam Kegiatan Pendakian : Sinergitas antar Pendaki dan Pengelola Jalur Pendakian


Keselamatan dalam Kegiatan Pendakian : Sinergitas antar Pendaki dan Pengelola Jalur Pendakian

Sejak Boming nya Film 5 Cm, geliat aktifitas pendakian gunung semakin diminati generasi milenial saat ini. Namun hal ini tidak diiringi dengan edukasi tentang pengetahuan dasar kegiatan alam terbuka sehingga banyak kejadian kejadian kecelakaan bahkan menyebabkan para pendaki itu harus kehilangan nyawa.
Beberapa organisasi kegiatan alam terbuka seperti Mapala, Sispala atau Organisasi dan Komunitas Penggiat Alam Terbuka menerapkan sistem penerimaan anggotanya melalui sebuah kegiatan Pendidikan dan latihan dasar sebelum mereka resmi diterima diperkumpulannya. Pendidikan dan latihan dasar ini dimaksudkan untuk membekali diri para calon anggotanya agar mampu menghadapi setiap situasi terburuk yang mungkin terjadi  kapan saja dan dimana saja ketika mereka melakukan pendakian. Walau demikian kita masih sering mendengar berita tentang angota angota perkumpulan yang sudah mendapatkan pembekalan pengetahuan kegiatan dasa alam terbuka ini mengalami kecelakaan bahkan harus kehilangan nyawa.
Secara umum penyebab terjadinya kecelakaan yang dialami oleh para pendaki antara lain disebakan oleh faktor Teknis dan Non Teknis
1.     kurangnya persiapan baik secara fisik, mental, maupun logistic
2.     Kurangnya pengetahuan tentang medan dan informasi cuaca
3.     Kurangnya pengetahuan tentang beberapa penyakit pegunungan dan cara penangannya
4.     Kurangnya Koordinasi dan komunikasi yang baik antara sesama anggota tim
5.     Masih adanya pendaki yang melanggar aturan yang dibuat oleh pengelola jalur pendakian
6.     Bencana alam seperti banjir, tanah longsor atau kebakaran hutan
7.     Faktor lain yang kadang terjadi diluar nalar manusia.
Dari beberapa poin yang telah disebutkan diatas maka semua potensi bahaya tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu Subjective Danger atau bahaya yang disebabkan oleh penggiat itu sendiri dan Objective Danger atau Bahaya yang disebabkan oleh alam.
Untuk itulah, dalam rangka mengurangi jumlah angka kecelakaan pada kegiatan Pendakian Gunung, selain kesiapan dari penggiat itu sendiri, Pengelola jalur pendakian pun harus mempunyai rasa tanggung jawab atas keselamatan Para Pendaki.
Salah satu terobosan dalam pengelolaan kegiatan pendakian dengan pendekatan Keselamatan saat ini telah dilakukan di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu. Saat ini, Khususnya di Jalur Pendakian Gunung Merbabu Via Jalur Selo sudah terpasang beberapa peralatan pengawasan kegiatan di jalur pendakian tersebut. Peralatan tersebut meliputi Kamera Pengawas CTTV, RF id Scanner yang dapat mendeteksi pendaki yang sudah dibekali gelang Ber-Chip dan Panic Button atau tombol Darurat yang dapat dipergunakan untuk menghubungi pihak basecamp ketika ada pendaki yang mengalami sesuatu yang sangat darurat. Semua persalatan tersebut akan memantau seluruh aktifitas para pendaki secara real time sehingga jika terjadi sesuatu pada pendaki maka informasinya akan segera dapat tersampaikan sehingga bantuan dapat segera dilakukan oleh tim Rescue mandiri basecamp pendakian.
Jadi untuk mengurangi angka kecelakaan di jalur pendakian, selain kesiapan individu para pendaki, pihak pengelola  jalur pendakian pun harus mulai berbenah untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan memanfaatkan teknologi seperti yang sudah diterapkan di Jalur Pendakian Gunung Merbabu Via Selo. (JPA)

Selasa, 01 Januari 2019

Open trip orang utan and river cruiser


Open Trip
3D2N Tanjung Puting: Orang Utan & River Cruise
TRIP HIGHLIGHTS
Orang utan Kalimantan adalah salah satu  hewan langka khas pulau kalimantan yang eksotis dan unik. Mereka hidup di hutan hujan tropis Kalimantan. Orang Utan adalah salah satu Primata yang hanya bisa ditemukan di Indonesia
Kami akan mengajak Anda berpetualang menjelajah hutan Kalimantan untuk menemui orang utan di habitat aslinya yaitu di Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah. Sebuah Taman Nasional yang menjadi tujuan wisata kebanyakan wisatawan manca negara Dibalik terdapat lebat nya hutan tropis dan bentangan Sungai Sekonyer yang masih alami, kita akan melihat secara langsung hewan-hewan unik dan  endemik pulau Kalimantan.

PERIODE TRIP
11 Januari s/d 13 Januari 2019
Hari Jumat s/d Minggu

MEETING POINT
Bandara Iskandar,
Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (Sebelum Jam 12.00 WIB)

PESERTA
- Minimal 5 orang

BIAYA
Idr 2.275k/orang

PAKET TERMASUK
- Antar jemput Bandara – Dermaga PP
- Kapal wisata / Klotok
- Biaya masuk ke tempat wisata
- Tour Guide
- Ranger tips
- Makan selama perjalanan(8x)
- Air mineral isi ulang
- Dokumentasi (soft copy)

PAKET TIDAK TERMASUK
- Tiket Pesawat dari dan menuju  
   Pangkalan Bun
- Tips Guide
- Asuransi Perjalanan
- Makan diluar itenerary
- Pembelian sovenir

PERLENGKAPAN
- Tas (Daypack/backpack),
   tidak disarankan membawa koper
- Pakaian ganti dan peralatan mandi
- Obat-obatan pribadi
- Rain coat
- senter/haed lamp
- Lotion anti nyamuk
- Kacamata hitam
- Kamera pribadi dan Flashdisk 8GB 
   untuk copy file foto

ITINERARY
Hari 01, Jumat 
Peserta akan dijemput di Bandara Iskandar Pangkalan Bundan dilanjutkan menuju Pelabuhan di Kumai.
River cruise menuju taman nasional, makan siang di kapal.
Jungle trekking. Hunting foto orang utan di Tanjung Harapan. Trekking kembali menuju dermaga kapal.
River cruise menuju spot bermalam di tengah hutan di pinggir sungai.
Mandi, sholat dan lain-lain.
Makan malam di kapal. Selesai Free time (ngobrol, istirahat, tidur di dalam kelambu)

Hari 02, Sabtu
Bangun pagi, mandi dan sarapan.
River cruise menuju Pondok Tanggui Feeding Station sambil hunting foto di sungai, hutan, dan orang utan dr atas kapal.
Jungle trekking menuju lokasi orang utan (feeding station). Hunting foto orang utan, hutan & satwa hutan .
Kembali trekking menuju kapal. River cruise menuju Camp Leakey dan makan siang.
Jungle Trekking ke lokasi orang utan. Hunting foto aktivitas orang utan sambil menikmati suasana hutan di camp Leakey.
Menuju kapal dilanjutkan dengan River cruise menuju muara sungai sekonyer dan mencari spot tempat kunang-kunang. Makan malam di atas kapal, Free time (ngobrol, istirahat, tidur dll).

Hari 03, Minggu 
Bangun, mandi, sarapan dan hunting foto di sekitar sungai Sekonyer menuju Pelabuhan Kumai kemudian Menuju Bandara.
End of the trip.....

CONTACT PERSON
- jacky potter 0853 4657 9188


Kamis, 02 November 2017

EKSPLORASI KEINDAHAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU (Part 1)

Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu ditunjuk berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 135/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004 tentang perubahan fungsi kawasan hutan lindung dan taman wisata alam pada kelompok hutan Merbabu seluas 5.725 hektare. Kawasan ini dinilai penting sebagai sumber mata air bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Selain itu, kawasan hutan Merbabu juga merupakan habitat flora dan fauna yang dilindungi dan dilestarikan. Sistem pengelolaan taman nasional yang diterapkan diharapkan mampu untuk melestarikan dan mengembangkan kawasan konservasi ini sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sebelumnya, kawasan hutan ini merupakan wilayah hutan lindung G. Merbabu yang dikelola oleh Perum Perhutani dan Taman Wisata Alam (TWA) Tuk Songo yang merupakan salah satu kawasan konservasi di bawah pengelolaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah. Terhitung sejak tanggal 30 Desember 2005, pengelolaan taman nasional diserahkan kepada BKSDA Jawa Tengah, sementara menunggu ditetapkannya pengelola Taman Nasional yang lebih pasti (definitif). Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Taman Nasional Gunung Merbabu baru dibentuk pada bulan Juni 2006, berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. P29/Menhut-II/2006 tentang organisasi dan tata kerja Balai Taman Nasional yang baru.
\
Kawasan taman nasional ini terutama terdiri dari zona-zona hutan pegunungan, seperti yang dikemukakan van Steenis:

Zona hutan pegunungan bawah (1.000—1.500 m dpl), saat ini telah berubah (tidak asli lagi) dan ditumbuhi oleh jenis-jenis tusam (Pinus merkusii), puspa (Schima wallichii ssp. noronhae) dan bintuni.
Zona hutan pegunungan atas (1.500—2.400 m dpl), ditumbuhi oleh jenis-jenis akasia (Acacia decurrens, Acacia virgata), puspa, sengon gunung (Albizia lophanta), sowo (Engelhardtia serrata), cemara gunung (Casuarina junghuhniana), pasang (Quercus sp), dan tanganan.
Zona hutan (vegetasi) sub-alpin (2.400—3.142 m dpl), ditumbuhi oleh rerumputan dan edelweis jawa.
Beberapa jenis hewan yang tercatat dari kawasan ini di antaranya adalah elang jawa, elang hitam, alap-alap sapi, elang-ular bido, ayam hutan, tekukur, gelatik batu, kijang, landak, musang luwak, monyet ekor-panjang, macan tutul, dan lain-lain.

Sebagaimana umumnya kawasan hutan di Jawa, Taman Nasional Gunung Merbabu tidak luput dari berbagai kerusakan yang ditimbulkan oleh aktivitas ilegal masyarakat di sekitarnya. Beberapa yang terekam di antaranya kegiatan-kegiatan penambangan pasir dan batu tak berizin, pencurian kayu, dan pembukaan tutupan hutan untuk bertani sayur-sayuran

Taman Nasional Gunung Merbabu terletak pada tempat yang strategis, mudah dijangkau dari berbagai kota di Jawa Tengah, baik dengan angkutan umum, angkutan pribadi, pesawat terbang. Kantor Balai TNGM beralamat di Jl. Merbabu no.136 Boyolali, Jawa Tengah.


Jalur pendakian Suwanting 

Gunung Merbabu memiliki banyak jalur pendakian antara lain jalur Selo dari Magelang/Boyolali, jalur Thekelan dan Cuntel dari Salatiga, jalur Wekas dari Magelang, dan Suwanting dari Magelang. 
Berdasarkan cerita setempat, jalur Suwanting ini pernah dibuka pada tahun 1990 sampai tahun 1998. Setelah 1998 itulah jalur tersebut ditutup. Dan pada pertengahan Maret 2015 jalur ini dibuka kembali.
Jalur pendakian gunung Merbabu via Suwanting terletak di dusun Suwanting, desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Lokasinya sekitar 4 km dari gardu pandang Ketep.

Akses untuk menuju Dusun Suwanting tidaklah sulit.  Dari arah Jakarta atau jawa timur bila melalui jalur Yogyakarta atau Semarang. Dari Jogja menuju kabupaten Muntilan lalu menuju Ketep. Akomodasinya juga sangat mudah. Anda bisa menggunakan moda transportasi bus. Yang terpenting jika bingung maka tanyalah ke orang. 



Catatan dan Waktu Perjalanan
  • Basecamp Suwanting – Pos 1 (30-45 menit)

setelah meninggalkan basecamp kita akan melewati  perumahan warga   lalu melintasi jalan dengan pemandangan kanan kiri ladang warga. Ladang berupa tanaman pegunungan. Suasana sangat sejuk dan trek cenderung datar agak menanjak sedikit. Disebelah Kiri jalan terdapat lembah dan jurang yang cukup dalam. Perjalanan dari basecamp menuju Pos 1 hanya 30 menit – 45 menit. Sebelum sampai Pos 1 kita bertemu dengan hutan pinus (penuh dengan pohon pinus rapat). Kondisi jalan setapak dari basecamp menuju pos 1 saat ini sudah di semenisasi oleh warga setempat.

  • Pos 1 – Pos 2 (2 jam)
Setelah meninggalkan Pos 1 dan hutan pinus kemudian kita menjumpai trek yang lebih berat dari sebelumnya. Jalur didominasi dengan vegetasi rimbun dan tanjakkan. Dari Pos 2 menuju Pos 3 memakan waktu sekitar 90 menit (2  jam).


  • Pos 2 – Pos 3 (3-4 jam)

Trek ini  jauh lebih sulit dari sebelumnya. saat ini keadaan jalur pendakian dibagian ini sedikit rusak dengan jalur air yang dalam sehingga terkadang menambah tingkat kesulitan dan memperpanjang waktu pendakian. Perjalanan menuju Pos 3 membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam. dibutuhkan tekad yang kuat untuk sukses melewati jalur ini. Sebelum sampai di Pos 3 kita akan menjumpai sumber air yang bernama “Sendang Dampo Awang”.


  • Pos 3 – Puncak Keteng Songo (2  jam)

Di Pos 3 ini pula juga menjadi tempat favorit untuk mendirikan tenda. Dari Pos 3 ini terlihat pemandangan yang sangat indah yakni gunung Sindoro-Sumbing, Merapi, andong  Telomoyo dan beberapa gunung lain . Perjalanan menuju ke puncak Keteng Songo atau Triangulasi kita akan melewati beberapa bukit dengan tumbuhan rumput  yang membentang bagaikan permadani. Perbukitan tersebut dinamakan dengan “sabana”. Dari Pos 3 menuju puncak kita akan melewati sabana 1, sabana 2, dan sabana 3. Sabana via jalur Suwanting sama indahnya dengan jalur via Selo.  


pendakian via Suwanting tidak segampang dan seindahseperti foto yang beredar di medsos. treknya ternyata sangat sulit apalagi di musim hujan. jalur swanting ini bagaikan jebakan Batman.... 


Selasa, 17 Januari 2017

SEBAYAN... PUNCAK PARA ROH

http://m.detik.com/travel/read/2017/01/16/150300/3359268/1025/sebayan-puncak-para-roh-di-pedalaman-kalimantan?_ga=1.208090519.489082496.1483035582

Senin, 19 Desember 2016

Veldples atau apalah sebutan nya..  Sebuah item yg pada awalnya merupakan salah satu kelengkapan personal bagi seorang anggota militer di medan perang atau pada saat latihan.
Sebuah item yg berfungsi sebagai tempat persediaan air minum perorangan yg juga pada beberapa type dilengkapi dengan alat untuk memasak.
Dulu item ini dikalangan pera pendaki pendaki lawas adalah se



suatu yg wajib dibawa ketika melakukan suatu perjalanan mendaki gunung. Tetapi saat ini sdh hampir jarang terlihat. Veldples sdh tergantikan dengan air minum kemasan yg mungkin dianggap lebih praktis tetapi sebenarnya memberikan dampak terhadap lingkungan.
Para pendaki dimanjakan oleh kepraktisan sehingga terkadang mereka lupa atau dengan sengaja untuk tidak membawa turun botol botol bekas kemasan air tsb.
Melihat dari dampak terhadap lingkungan maka wajar saja ketika salah satu kawasan Taman Nasional menerapkan larangan membawa air minum dalam botol kemasan. Dan saya sangat mendukung aturan tersebut...
Adalah salah tempat ketika kita mrnganggap gunung sebagai tempat bermanja manja sehingga kita dengan gampangnya mengotori lingkungan dengan sampah yg kita bawa..
Solusi saya terhadap aturan aturan larangan membawa air minum dalam kemasan adalah kembali menggunakan dan membawa veldples sebagai wadah cadangan air minum dalam perjalanan pendakian kita..

#Salamlesatari
#salamrimbanusantara
#backtobasic
#backtobarrack

Senin, 12 Desember 2016

MELINDUNGI HUTAN INDONESIA



Di seluruh dunia, hutan-hutan alami sedang dalam krisis. Tumbuhan dan binatang yang hidup didalamnya terancam punah. Dan banyak manusia dan kebudayaan yang menggantungkan hidupnya dari hutan juga sedang terancam. Tapi tidak semuanya merupakan kabar buruk. Masih ada harapan untuk menyelamatkan hutan-hutan ini dan menyelamatkan mereka yang hidup dari hutan.Hutan purba dunia sangat beragam. Hutan-hutan ini meliputi hutan boreal-jenis hutan pinus yang ada di Amerika Utara, hutan hujan tropis, hutan sub tropis dan hutan magrove. Bersama, mereka menjaga sistem lingkungan yang penting bagi kehidupan di bumi. Mereka mempengaruhi cuaca dengan mengontrol curah hujan dan penguapan air dari tanah. Mereka membantu menstabilkan iklim dunia dengan menyimpan karbon dalam jumlah besar yang jika tidak tersimpan akan berkontribusi pada perubahan iklim.

Hutan-hutan purba ini adalah rumah bagi jutaan orang rimba yang untuk bertahan hidup bergantung dari hutan-baik secara fisik maupun spiritual.

Hutan-hutan ini juga merupakan rumah bagi duapertiga dari spesies tanaman dan binatang di dunia. Yang berarti ratusan ribu tanaman dan pohon yang berbeda jenis dan jutaan serangga-masa depan mereka juga tergantung pada hutan-hutan purba.

Hutan-hutan purba yang menakjubkan ini berada dalam ancaman. Di Brazil saja, lebih dari 87 kebudayaan manusia telah hilang; pada 10 hingga 20 tahun kedepan dunia nampaknya akan kehilangan ribuan spesies tanaman dan binatang. Tapi ada kesempatan terakhir untuk menyelamatkan hutan-hutan ini dan orang-orang serta spesies yang tergantung padanya.

7 TIP MENGHEMAT BATERAI HP SAAT TRAVELLING



Salah satu kegiatan yang umum dilakukan para pekerja di akhir pekan, khsusunya di akhir bulan adalah berlibur ke luar kota.

Dengan jarak tempuh yang jauh, semakin seringnya ponsel digunakan hingga sinyal yang tidak stabil, salah satu “korban” terbesarnya adalah baterai smartphone yang lekas habis.

Berikut berbagai tips untuk menghemat baterai smartphone saat berlibur ke luar kota.




1. Matikan Feature Sinyal 4G

Sinyal 4G memberikan koneksi yang lebih cepat tetapi konsumsi baterai yang lebih banyak. Apalagi bila Anda berlibur ke daerah pelosok, ponsel Anda akan berusaha mencari sinyal 4G yang mengakibatkan baterai terkuras. Maka pakailah sinyal dengan setting 3G, EDGE atau bahkan GPRS saja.


2. Jangan Lupa Bawa Power Bank

Siapkan charger portabel (Power Bank) untuk mengisi baterai di saat tidak ada sumber daya.


3. Turunkan Kecerahan Layar

Kecerahan layar yang tinggi sangat menguras baterai. Jadi lebih baik turunkan tingkat kecerahan lampu layar, walau akan sedikit sulit melihat layar namun baterai akan jauh lebih hemat.






4. Hindari Main Game

Bermain game artinya smartphone Anda bekerja dengan berat. Untuk mengusir bosan lebih baik Anda mendengarkan musik (pakai headset), karena memutar musik pada smartphone lebih enteng dan tidak menguras baterai gadget Anda.


5. Aktifkan Sleep Mode

Di beberapa seri smartphone, disediakan fitur Sleep Mode untuk akses internet. Jika fitur ini diaktifkan, maka bisa menonaktifkan akses internet secara otomatis ketika sudah tidak lagi digunakan dalam jangka waktu beberapa lama.


6. Aktifkan Fitur Penghemat Baterai

Beberapa smartphone dilengkapi dengan fitur penghemat baterai biasanya disebut dengan fitur Power Saver. Jika fitur ini diaktifkan, maka smartphone bisa secara otomatis akan mematikan beberapa fitur (GPS, WiFi, NFC, mobile data, dan lainnya) ketika kondisi baterai sudah mulai minim. Tujuannya agar dengan sisa kapasitas yang ada, baterai bisa bertahan lebih lama.


7.Matikan Gadget Ketika Tidak Dibutuhkan.

Bila perjalanan Anda panjang dan kira-kira Anda akan tertidur, lebih baik matikan gadget Anda.

Keselamatan dalam Kegiatan Pendakian : Sinergitas antar Pendaki dan Pengelola Jalur Pendakian

Keselamatan dalam Kegiatan Pendakian : Sinergitas antar Pendaki dan Pengelola Jalur Pendakian Sejak Boming nya Film 5 Cm, geliat akt...